Ratahan-Warga Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) bakal mendapat hadiah spesial dalam Hari Ulang Tahun ( HUT) GMIM pada medio September mendatang.
Yaitu datangnya dari dua Yayasan GMIM, yakni Yayasan ASR Wenas yang dipimpin Prof Dr Mezak Ratag dan Yayasan YPTK pimpinan Pdt Dr Richard Siwu yang bertekat kembali menyatukan Universitas Kriten Tomohon (UKIT) setelah 13 tahun berjalan tidak searah.
“Saya mendapat mandat merealisasi penyatuan Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), oleh Dewan Penasehat GMIM Olly Dondokambey dan Ketua BPMS GMIM Pdt Hein Arina. Kehadiran kedua pimpinan di bawah naungan GMIM, yaitu Rektor UKIT Yayasan GMIM AZR Wenas Prof DR Mezak Ratag dan Rektor UKIT Yayasan YPTK Pdt DR Richard Siwu, diharap akan menyelesaikan permasalahan managemen yang sudah berlangsung selama 13 tahun itu. Saudara menjadi saksi sejarah. Hari ini ada kuasa Roh Kudus kita akan putuskan UKIT menjadi satu,” Kata Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap di hadapan Ribuan Warga GMIM saat menghadiri Hari Ulang Tahun Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen ke– 188, di Lapangan Tombatu, Rabu (12/06).
Merasa terpanggil dirinya untuk menyatukan UKIT kembali,selain Bupati JS, sapaan akrabnya ini sebagai alumni UKIT, prihatin dengan status pendidikan anak-anak binaan UKIT ini.
“13 tahun UKIT bermasalah, ada banyak status pendidikan adik-adik dan bahkan pendeta dalam persoalan kejelasan. Maka demi kewibawaan dan kejayaan Gereja Masehi Injili di Minahasa, UKIT harus bersatu agar semua permasalahan diselesaikan,kalau ada Orang-orang farisi yang coba menghalangi akan niat baik ini mereka akan berhadapan dengan James Sumendap,” tegasnya lagi.
Secara terpisah Prof Dr Mezak Ratag dan Pdt Dr Richard Siwu mengatakan Kedua belah pihak sepakat guna penyatuan UKIT ini.
“Ada Keinginan untuk satu,dan itu sudah berlangsung beberapa bulan dan kita sementara satukan pangkalan datanya, nantinya ketika itu disatukan maka tidak ada YPTK maupun AZR Wenas yang ditinggal. Tidak ada mahasiswa yang dikorbankan maupun dosen yang dikorbankan, kembali ke visi misi pendidikannya GMIM,dan kita sudah minta izin kementerian untuk penyatuan datanya.Harapannya ke depan kita akan jalan bersama-sama,” ungkap Prof Ratag.
Menurut Ratag, yang menjadi keterlambatan adalah penyatuan pangkalan data dikarenakan sempat terpisah selama 13 tahun.
“Izin dari kementerian sudah ada, bahkan dari pihak kementerian memerintahkan untuk segera menindak lanjuti,namun perlu waktu karena menyatukan data sebanyak 1700 ini yang sudah 13 tahun, dan diperkirakan ada 24 semester yang kita verifikasi dan ini memerlukan waktu yang cukup lama,namun kita optimis akan rampung.Sebenarnya penyatuan UKIT sudah mulai namun yang pertama kita satukan adalah Dosen dan Mahasiswanya dan baru saat ini kita ke masalah penyatuan UKITnya,” terang Ratag, yang diiyakan Prof Siwu.
Sementara kerinduan penyatuan UKIT inipun datangnya dari Maria Assa yang juga mantan Dosen UKIT.
” UKIT hanya satu dan GMIM hanya satu,sudah cukup lama rasa sakit ini kita rasakan. Jadi saya senang ada kegerakan hati dan terobosan dari alumni angkatan ke V UKIT, yakni pak James Sumendap,untuk penyatuan AZR Wenas dan YPTK,” ujarnya.
Adapun target untuk rampunya penyatuan universitas kebanggaan GMIM ini bakal rampung pada September mendatang.
“Jadi Hari Ulang Tahun GMIM nanti, permasalahan UKIT ini sudah rampung dan sudah menjadi satu,” pungkasnya.(mrk)
COMMENTS