Ratahan-Ketua Ikatan Alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tomohon James Sumendap SH ikut menanggapi pengambilalihan aset GMIM yang digunakan YPTK, oleh jajaran BPMS GMIM yang dipimpin Pdt Hein Arina, Kamis (11/07/2019) pekan lalu.
Menurut Sumendap tindakan penyegelan yang dilakukan Hein Arina cs, seperti sudah kehilangan Roh Kudus.
“Apa yang dilakukan Hein Arina cs, seperti telah kehilangan Roh Kudus,” kata Sumendap, Selasa (16/07).
Kendatipun demikian, menurut Sumendap jika itu jalan terbaik untuk UKIT, dirinya turut senang meski dirinya pernah berusaha menfasilitasi langkah penyatuan UKIT.
“Saya dukung itu semua apa yang dilakukan,” ujar Sumendap seraya menyesali apa yang pernah diupayakan untuk penyatuan UKIT.
Lanjut kata dia, esensi pada penyatuan UKIT YPTK dan Wenas ada pada mahasiswa. “Kita tidak bicara pada dosen yang bersatu, bukan siapa penyelenggara yang bersatu, tapi bagaimana mahasiswa tidak terabaikan,” ketus dia.
Meski begitu, dua kali ia menyesali, cara yang dilakukan BPMS. “Kalau dari dulu mau pakai gaya preman begitu, kenapa tidak dari dulu tidak dilakukan,” sebutnya dengan penuh tanya.
Kata dia lebih lanjut, kenapa disaat semua pimpinan civitas akademik dari rektor sampai wakil rektor kedua yayasan sudah menyatakan bersatu baru dilakukan pengusiran atau penyegelan. “Itukan tidak masuk akal, tidak masuk dilogika,” tegasnya sembari menyebut karena itu sudah kehilangan Roh Kudus.
Akan tetapi langkah BPMS tetap diapresiasi James Sumendap. “Tapi saya mendukung langkah itu, tapi caranya yang saya tidak suka,” pungkas Sumendap.(mrk)
COMMENTS