Manado-Terus meningkatnya pengumuman pasien positif Covid 19 di Sulut saat ini ternyata cukup beralasan.
Pasalnya dari frekwensi pemeriksaan swab yang telah dilakukan tim gugus tugas Covid di bawah koordinasi Pemprov Sulut, tercatat sudah mencapai 21 ribu orang, dengan telah melalui pemeriksaan laboratorium sekitar 19 ribu hasil swab.
Dan untuk mempercepat menekan wabah Covid di Bumi Nyiur Melambai, proporsi pemeriksaan swab di Sulut 2 kali lipat dari capaian Indonesia secara total.
Hal ini seperti dilaporkan Gubernur Olly Dondokambey SE saat melakukan pertemuan dengan Mendagri RI Tito Karnavian di Kantor Gubernur Sulut pekan lalu.
Gubernur Olly menjelaskan bahwa jumlah kumulasi kasus positif pada tanggal 14 Juli 2020 adalah 1696 kasus. Sementara yang sembuh adalah 403, dan yang meninggal adalah 106.
"Pemeriksaan Swab yang dilakukan di Sulawesi Utara sejak bulan Januari 2020 (Kasus suspek Covid 19 di Sulawesi Utara adalah tanggal 25 Januari 2020) sampai dengan tanggal 14 Juli 2020 adalah 18,083 swab (per, Kamis 16 Juli 2020,red)," jelasnya.
"Dengan jumlah penduduk kurang lebih 2,6 juta maka maka proporsi pemeriksaan swab di Sulawesi Utara adalah 7 sampel swab di dalam 1.000 penduduk. Angka ini 2 kali lipat dari capaian Indonesia secara total," tambahnya.
Lanjutnya, sesuai dengan data per 3 Juli 2020 ada 871,436 pemeriksaan swab yang dilakukan di Indonesia atau proporsinya adalah 3,3 swab per 1.000 populasi.
Sementara untuk pemeriksaan Rapid test, data per tanggal 14 Juli 2020, telah dilakukan 36,562 Rapid Test. Dari hasil pemeriksaan test ini terdeteksi 2,212 orang yang reaktif yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab.
Lebih jauh dikatakan, bahwah dengan agresifitas kegiatan tracing dan tracking ini maka proporsi kasus yang ditemukan secara aktif lewat penelusuran kontak dan screening Rapid Test mencapai 943 kasus, atau 56% dari total kasus terkonfirmasi.
Sementara jumlah kasus dari surveilans PDP dan ODP di Rumah Sakit (deteksi pasif) berjumlah 552 kasus atau hanya 32%. Terdapat juga proporsi 12% kasus yang berasal dari peran serta aktif masyarakat yang memeriksakan dirinya di Laboratorium laboratorium swasta yang ada di Sulawesi Utara.
Dikatakan juga bahwa
kendala yang ada dalam penanganan Covid 19 di Sulawesi Utara adalah kapasitas output Lab PCR Covid 19 di Sulawesi Utara. Setiap harinya kurang lebih ada 200 sd 300 hasil swab PCR yang keluar dari 2 Lab PCR di Sulawesi Utara yakni di Lab Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit Manado dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Sementara pengambilan sampel Swab per hari bisa mencapai 400 sampai dengan 600 sampel. Akibatnya terjadilah antrian pemeriksaan sampel Swab di kedua lab ini. Waktu tunggu keluarnya hasil swab PCR menjadi lama (kurang lebih 2 sampai dengan 3 minggu). Sebagian sampel swab harus dikirim ke Lab di Jakarta untuk mengurangi antrian dan waktu tunggu hasil ini.
Oleh karenanya prioritas dari Gugus Tugas Covid 19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara saat ini adalah meningkatkan jumlah output pemeriksaan Lab PCR menjadi 1000 sampai dengan 1500 sampel per hari.
Dan upaya yang dilakukan ini adalah dengan menambah jumlah Lab PCR sebanyak 2 buah lagi. Yakni Lab PCR RSUP Prof Kandou dan Lab PCR Universitas Sam Ratulangi.
Kendala yang berikutnya adalah pengawasan Isolasi Mandiri bagi pasien yang terkonfirmasi positif. Sesuai Petunjuk Teknis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bahwa pasien yang terkonfirmasi positif Covid 19 yang tidak bergejala (asymptomatik) dapat mengisolasi diri secara mandiri di rumah masing masing. Kebijakan ini bisa dimaklumi, terutama untuk meringankan beban Rumah Sakit, agar hanya diperuntukkan bagi pasien yang bergejala sedang dan berat, sehingga beban kerja petugas medis bisa dikurangi.
Serta dalam pelaksanaannya isolasi mandiri ini tidak dapat diimplementasikan secara baik, terutama dilokasi lokasi yang padat penduduk ataupun Pasien yang tidak disiplin dalam megisolasi diri. Pemerintah Sulawesi Utara menyediakan Rumah Singgah/ Rumah Isolasi sebanyak 4 buah, di Balai Diklat PPSDM, Bapelkes, Pusat Krisis Kesehatan dan menyiapkan Rumah Sakit Darurat di Gedung Kitawaya. Kapasitas ke 4 unit ini mencapai 540 bed.
"Tetapi Kebutuhan ruang isolasi bisa mencapai 1000 bed. Oleh karenanya Pemerintah Provinsi juga menghimbau Pemerintah Kabupaten Kota untuk turut menyiapkan rumah isolasi ini di masing masing Kabupaten/Kota," tutupnya.
Sedangkan Humas Gugus Tugas Covid Sulut dr Steven Dandels mengungkapkan bahwa tracking swab yang telah dilakukan sudah mencapai 21 ribu orang.
"Untuk tes swab di laboratorium per orang Rp1 juta, dan sudah 19 ribu yang telah dilakukan dengan anggaran terserap sekitar Rp19 miliar. Dan anggaran ini di luar rapid test yang juga sudah dilakukan pada ribuan orang," ungkap dr Steven, Selasa (21/07/2020).(ifa)
COMMENTS