Manado- Polemik internal antara Direksi RSB Tomohon yang baru dan lama terus memanas.
Saling klaim terjadi antara kedua belah pihak. Hal ini tak luput dari amatan DPRD Sulut dengan mengundang kedua belah pihak pada beberapa waktu yang lalu. Namun, pasca pertemuan tersebut masalah antara kedua belah pihak tetap saja mengemuka dan berdampak pada operasional RSB Tomohon.Pantauan kabarok.com Direksi RSB yang lama dibawah pimpinan dr Maryo Moningka Sp.Rad mantan Wakil Direktur Bidang Administrasi menyambangi DPRD Sulut untuk bertemu dengan Komisi IV dan Ketua DPRD Sulut dr Ftansikus Andy Silangen SpB, KBD.
Adapun maksud kedatangan mereka adalah untuk menyampaikan aspirasi sekaligus meminta solusi dalam menyelesaikan masalah interbal.mereka.
Pada awak media dr Andy mengatakan fungsi rumah sakit adalah untuk pelayanan publik supaya tetap berjalan dan yayasan akan memperhatikan.
"karena ini mereka pandang dari sudut pandang karyawan RSB namun yayasan juga punya pandangan. Makanya harus ada jalan tengah ndak boleh dong keras keras semua untuk kepentingan pasien. Jalan saja sambil dilihat apakah keputusan yayasan ini betul nanti waktu yang akan berbicara dan membuktikan.
Ditambahkan oleh dr Silangen masalah seperti ini bukan baru sekarang terjadi. Masalah yang sama juga pernah terjadi di RS Pancaran Kasih
" Ini jadi bahan introspeksi torang. Kenapa yayasan Advent dan Katholik bisa berjalan dengan baik lalu Yayasan GMIM tidak. Kalau dikelola secara peofesional pasti tidak akan terjadi seperti itu,"tandasnya.
Sementara itu dr Maryo Moningka mengatakan walaupun ada konflik internal namun pelayanan pada pasien tetap berjalan seperti biasa.
” Tiga bulan terakhir ini sejak bulan Januari, para pegawai tetap kerja biasa melayani pasien, tidak ada pegawai yang tidak masuk walaupun gaji tertunda sedikit tetapi pelayanan kami tetap optimal sebagaimana fungsi rumah sakit, ”ungkap.dr Maryo, Senin (7/3/22) pada awak media.
Dikatakannya berbagai permasalahan yang dihadapi RSBT sudah disampaikan langsung kepada ketua DPRD dalam kapasitas sebagai wakil rakyat sekaligus menjadi bagian dari aspirasi mereka untuk dicarikan solusi menyelesaikan polemik yang terus berlarut ini.
” Pak Ketua DPRD meminta pelayanan kepada pasien jangan sampai terganggu karena fungsi rumah sakit tidak boleh terganggu walaupun ada masalah manajemen, karena akan menjadi salah apabila pelayanan terganggu, apalagi RSBT ini milik Gereja jadi tidak boleh ada gangguan dalam.pelayanan, ” ungkap dr Maryo.
Sementara terkait menu "nasi dan tahu" yang disajikan untuk pasien hal tersebut merupakan kebijakan sekaligus inisiatif pihak RSBT.
Hal itu dikarenakan pihak direksi baru sekaligus bagian dari yayasan Medika masih berhutang kepada pihak ketiga selaku pemasok bahan makanan untuk pasien.
” Jadi kami berusaha apa saja bahan makanan di rumah sakit saat ini, itu yang kami sediakan, tapi kalau misalnya kami mau anfrak bahan makanan misalnya ikan, sayur, bahan mentah maupun bahan kering lainnya kan tergantung pihak ketiga, tapi kan mereka belum dibayar? Namun demikian sampai saat ini kami masih memiliki bahan makanan meski hanya nasi sayur dan tahu. Inilah yang menjadi kendala kenapa kualitas makanan agak menurun, ” bebernya pada awak media.
Terpisah pada beberapa hari yang lalu, dr Yanti Langi SP.PD (K) membantah ada dana yang diblokir.
"Tidak ada dana yang diblokir. Tapi semua pembiayaan harus dapat dipertanggung-jawabkan dan sesuai prioritas. Penentuan prioritas yang perlu disepakati bersama dalam rapat. Sayangnya mereka menolak,"tegasnya.
Dokter Yanti juga menyarankan awak media untuk mengklarifikasi pada mantan wadir keuangan atau Kabag Keuangan terkait berapa dana yang Direksi lalu tinggalkan.
" Akan lebih baik kalau kalau itu ditanyakan pada humas RSB. Kalau mereka menolak, patut dicurigai. Sama sekali tidak besar, bahkan untuk operasional 1 bulan tidak cukup. Para karyawan menerima informasi keliru mengenai besaran dana yang masih tersisa di RS saat direksi lama diganti,"pungkasnya.
Menariknya saat ditanyakan pada kedua belah pihak terkait berapa besar nilai dana yang di tinggalkan direksi lama ke direksi baru. Kedua belah pihak enggan untuk menjawab berapa besarannya. (Oby)
COMMENTS