Manado-Musyawarah Daerah (Musda) GPdI se-Sulawesi Utara (Sulut) resmi bergulir Hotel Sutanraja Kalawat, Minut, Rabu (20/07/2022).
Musda yang berlangsung 20-22 Juli dibuka secara resmi Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Sebanyak 1700 peserta hadir memadati lokasi Musda yang diawali dengan renungan firman Ketua Umum GPDI Pdt. DR. John Weol, M.M., M.Th.
Pada kesempatan itu, Wagub Steven Kandouw menyebut GPdI kontribusi luar biasa bagi Sulawesi Utara.
Wagub mengingatkan tiga hal tentang GPdI dalam berorganisasi dan institusi kelembagaan. Yakni, introspeksi, kontenplasi dan evaluasi.
“Introspeksi keberadaan kita baik pribadi sebagai gembala dan gereja, maupun institusi GPdI. Merenung berkaca tentang tujuan kita,” tuturnya.
Menurutnya Musyawarah Daerah GPdI bukan hanya momen memilih ketua dan pengurus yang baru.
“Introspeksi, kontenplasi dan evaluasi. Yang utama ialah organisasinya. Jadi harus mantap organisasi. Mantap struktur, mantap program,” ungkap Wagub.
Dia berharap, dalam Musda ini tidak hanya fokus pada pemilihan. Melainkan juga mampu merumuskan berbagai progam ke depan.
“Progam, struktur dan sumber dayanya. Mudah-mudahan bisa dipikirkan juga. Harus berperan aktif,” tuturnya.
Di sisi lain, Steven Kandouw mengingatkan warga GPdI terhadap krisis pangan dunia. Ia meminta GPdI mendorong umatnya untuk menggelorakan petani dan nelayannya menuju kedaulatan pangan.
“Mari kita gelorakan pertanian dan perikanan kita. Kita wujudkan kedaulatan pangan daerah,” pungkasnya.
Ketua Umum GPDI Pdt John Weol, dalam sambutannya menekankan, prinsipnya Musda GPDI adalah perhelatan mempererat tali persekutuan.
“Itu paling utama. Mari kita jaga gereja kita dengan tertib. Apa bila sudah selesai musda, pasti sudah terpili dan tersusun kepengurusan yang baru,” ungkapnya.
Pdt John Weol menjelaskan, legalitasnya keluar dari Surat Keputusan (SK) dari Majelis Pusat (MP) GPdI. Dia pun meminta Majelis Daerah (MD) untuk patuh terhadap AD-ART GPdI).
“Ini komitmen nasional yang tertuang dalam sebuah buku AD-ART. AD-ART itu undang-undangnya GPdI. Ada Majelis Daerah yang dibekukan karena tidak patuh terhadap AD-ART,” sebut dia.
“Selamat bermusyawarah,Jaga hati. Tuhan sudah tahu siapa yang akan dipilih oleh kita. Dan kalau Tuhan pilih tidak pernah salah,” ucapnya.
Hal yang sama diutarakan Ketua GPdI Sulut Pdt. Yvonne Awuy. Menurutnya, Musda GPdI mempererat persaudaraan dan tali silahturagmi antara hambah Tuhan di Sulut.
“Mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan lima tahun serta rencana kerja lima tahun. Selanjutnya memilih pemimpin,” kata dia.
Di tengah perbedaan dalam musyawarah, Awuy meminta para gembala GPdI untuk saling menopang satu dengan yang lainnya.
“Sekalipun beda pilihan, kita harus bersatu. Saling menopang satu dengan yang lain. Membantu pemerintah, sebagai mana semboyan Sulut hebat, kita juga harus hebat di dalam kerohanian kita sehingga kita menjadi hamba tuhan yang membawa jemaat kepada kesempurnaan gereja,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Meiki Onibala memastikan Musda GPdI terlaksana dengan baik dan transparan.
“Diharapkan musda berjalan dengan baik dan tidak ada intrik yang memecah bela,” ungkapnya.
Adapun Pemilihan ini diikuti oleh 3 Calon. Mereka yakni Pdt Ronny Luwuk, Pdt Robert Longkutoy dan Pdt Ivonne Awuy Lantu.
Calon Nomor Urut 1,Pdt Ronny D Luwuk STh. Merupakan Gembala Sidang GPdI Karmel Tataaran – Tondano.
Nomor Urut 2 Pdt Dr Roberth Y Longkutoy MA MTh MPd Gembala Sidang GPdI Pneumatikos Tateli).
No Urut 3 Pdt. Yvonne Awuy Lantu berstatus petahana merupakan Gembala Sidang GPdI Samrat Nomor 38 Manado.
“Jadi aturannya paling banyak suara maka yang memenangkan pemilihan, jadi hanya alam berlangsung sekali putaran, ” kata Onibala, sosok birokrat menjabat Inspektur Provinsi Sulut ini
Ia menjelaskan, Para pemilih hanya akan memilih Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut.
“Jika sudah terpilih nanti, Ketua Majelis Daerah akan jadi formatur tunggal untuk memilih struktur Majelis Daerah periode 2022-2027, ” ungkap Ketua Pria Kaum Bapa GPdI Sulut ini.
Dia membeberkan, pelaksanaan pemilihan berlangsung di hari kedua, yakni mengungkapkan, pada hari kedua atau Kamis, 21 Juli.
“Para pemilih merupakan Pendeta GPdI yang tersebar di seluruh Wilayah Provinsi Sulawesi Utara, ” kata dia.
Akomodasi untuk para pendeta pun sudah di siapkan. Panitia menyewa kamar di 11 Hotel, bahkan bus untuk mengangkut para peserta Musda.(*/ifa)
COMMENTS