Manado-Pesan sosial terpancar dari pelaksanaan Upacara Adat Tulude yang digelar Jemaat GMIM Baitel Batusaiki, Sabtu (02/02/2019). Ini karena pada pelaksanaan upacara adat yang dihadiri Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw itu, ikut dipanjatkan doa untuk para korban bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado.
Di tengah-tengah pelaksanaan upacara Tulude tersebut para Jemaat serta warga masyarakat keturunan Nusa Utara, tampak penuh khidmat memanjatkan doa untuk warga Manado yang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor. “Di upacara adat Tulude ini juga menjadi momentum bagi kita Jemaat GMIM Baitel Batusaiki untuk ikut bersama mendoakan saudara-saudara kita yang tertimpa bencana banjir dan tanah longsor,” ungkap Ketua Jemaat GMIM Baitel Batusaiki Pdt Lucky Irwan Rumopa MTh.
Pada kesempatan ini, Pdt Rumopa ikut menjelaskan bahwa dirinya dalam kapasitas sebagai Staf Khusus Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE itu, ikut merasakan duka yang mendalam dengan adanya korban jiwa akibat bencana tersebut. “Saya ditugaskan pak gubernur dan pak Wagub untuk membawakan langsung sumbangan pada keluarga korban bencana kemarin,” aku Pdt Rumopa, yang memberikan apresiasi yang tinggi pada kepedulian Pemprov Sulut di bawah pimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw.
“Pak gubernur dan pak Wagub sejak hari pertama langsung melakukan koordinasi dengan semua SKPD dalam hal wajib dan harus membantu warga Manado yang tertimpa bencana. Baik bantuan berupa perbaikan infrastruktur publik yang terdampak bencana hingga bantuan bahan makanan serta air mineral ke para korban,” terang sosok yang juga mencuat namanya sebagai Cawali di Pilwako Manado 2020 nanti. “Bahkan pak gubernur sendiri yang rencananya akan menghadiri upacara adat Tulude ini, namun karena masih terjadi hujan, beliau mengutamakan untuk berkoordinasi dalam penanganan masalah bencana, dan menugaskan pak Wagub untuk menghadiri upacara adat Tulude ini,” jelasnya.
Lebih jauh Pdt Rumopa mengungkapkan bahwa dirinya juga memberikan apresiasi yang tinggi pada Jemaat GMIM Baitel Batusaiki yang begitu antusias serta sangat bersemangat unguk menggelar upacara Adat Tulude yang ke 9 ini. “Ini semua berkat kehendak Tuhan, karena para jemaat tak pesimis dengan cuaca buruk yang sedang terjadi saat ini. Sebaliknya sangat bersemangat untuk melaksanakan Upacara adat Tulude ini. Dan pak Wagub perlu ketahui semua makanan dan sajian di upacara adat ini semua merupakan hasil swadaya jemaat, dengan membawa dari rumah masing-masing,” ujar Pdt Rumopa tampak menginformasikan pada Wagub Steven Kandouw.
“Saya dan jemaat sangat berterima kasih pada pak Wagub serta pemerintah provinsi yang telah memberikan perhatian serius pada setiap kegiatan keagamaan dan adat budaya. Terbukti pak Wagub biar cuaca buruk saat ini tetap memberikan waktu untuk menghadiri upacara adat Jemaat GMIM Baitel Batusaiki ini,” terangnya lagi.
Lanjutnya memang Jemaat GMIM Baitel Batusaiki khususnya yang berasal dari Nusa Utara serta warga pada umumnya, sangat merindukan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mengangkat budaya adat istiadat. “Adapun apacara adat Tulude ini adalah budaya adat dari warga Nusa Utara yang diambil oleh gereja dengan persetujuan ketua-ketua adat. Dan ini menjadi wadah sosial kebersamaan warga serta Jemaat GMIM Baitel Batusaiki,” pungkas Pdt Rumopa.
Sedangkan Wagub Steven Kandouw mengatakan bahwa dirinya sangat bersyukur dapat hadir dan membaur bersama Jemaat GMIM Baitel Batusaki dalam melaksanakan upacara adat Tulude. “Bersyukur, bersyukur dan bersyukur, saya dapat bersama-sama dengan Jemaat GMIM Baitel Batusaiki untuk hadir pada Upacara Adat Tulude ini. Kita juga harus bersimpati dan empati pada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado, saya juga atas pemerintah provinsi dan keluarga mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, pada keluarga 4 korban bencana di Kota Manado,” kata Wagub Kandouw saat membawakan kata sambutan.
Wagub Kandouw sendiri merasa bersyukur dan bangga dapat hadir pada upacara adat Tulude Jemaat GMIM Baitel Batusaiki. “Saya senang hadir upacara adat ini suasana begitu cair dan masyarakatnya sangat bersyukur. Pastinya Roh Kudus berada di tengah-tengah kita, amin,” jelas Wagub Kandouw.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Pemprov Sulut memberikan apresiasi yang tinggi pada Jemaat Batusaiki yang sangat berpegang teguh pada agama serta adat istiadat. “Adat dan agama boleh bersama serta bersanding juga pemerintah harus mendukungnya. Dan memang agama, adat dan pemerintah harus paralel, ibarat sama dengan batu yang mengganjal di dodika, kalau satu terlepas pasti tidak seimbang,” terang Wagub Kandouw yang mendapat aplaus warga.
Sementara itu Kadis Kebudayaan Sulut Drs Ferry Sangian mengatakan bahwa pelaksanaan Upacara Adat Tulude ini merupakan budaya khas yang harus terus dipertahankan. “Ini kental dengan nilai-nilai budaya Nusa Utara sebagai wujud syukur pada berkat yang diberikan Tuhan. Selain punya nilai budaya juga bisa menjadi wadah positif untuk sektor pariwisata,” ujar Sangian yang menegaskan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan Pemprov Sulut.
Adapun pelaksaan upacara adat Tulude oleh Jemaat GMIM Batusaiki berjalan khusyuk dan penuh khidmat. Tampak para jemaat bersama warga khususnya keturunan Nusa Utara, membaur serta ikut bersuka cita dengan upacara Adat Tulude yang berlangsung lancar serta sukses hingga petang hari.(ifa)
.jpg)
COMMENTS