Manado-Penyaluran bantuan sosial (Bansos) kemanusiaan secara bertahap dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut untuk masyarakat di kabupaten kota, terutama yang penyalurannya melalui pihak Gereja dan Masjid bagi para masyarakat yang terdampak pandemi virus Corona (Covid19) terus berjalan dengan baik sesuai prosedural.
Namun lain halnya di Kabupaten Sangihe terjadi hal sangat memiriskan yang diduga dipertontonkan oleh oknum pejabat eselon II Sangihe yang mengepalai Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) berinisal JG alias Gaghana, yang menolak maksud mulia pendistribusian bantuan kemanusiaan Pemprov Sulut itu.
Adapun penolakan dari masyarakat dan Kapitalaung atau kepala desa itu, diduga karena perintah langsung dari Kepala DPMD dengan alasan protap, sebagaimana pihak ASN Pemprov Sulut yang datang membawa bantuan harus menerapkan protap Covid19 dan harus diisolasi.
“Tidak usah dilayani karena mereka bisa saja merupakan carrier atau pembawa Virus Corona,” sebut oknum kadis tersebut dari infromasi tertulis yang diterima para wartawan.
Terkait hal itu pun oleh Asisten I Setdaprov Sulut Edison Humiang langsung angkat bicara dengan membenarkan adanya penolakan bantuan Pemprov Sulut di Sangihe yang melibatkan oknum kadis tersebut. Dimana, Humiang meminta kepada pihak Pemkab Sangihe agar tidak mempersoalkan bantuan tersebut.
“Pemkab Sangihe harus arif. Bantuan tidak boleh ditolak harus diterima dan disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan,” tegas Humiang kepada wartawan pada Minggu (03/05/2020) tadi malam.
Adapun terkait dengan protap itu dirinya pun mengudukung pencegahan meluasnya wabah Covid19.
“Kalau yang datang bawa bantuan itu memang mengikuti protap. Itu pasti dilakukan. Tapi, tolong bantuan harus disalurkan ke masyarakat. Kan, bantuan itu juga akan diberikan ke masyarakat lewat lembaga keagamaan,” jelas Humiang.
Diketahui dari informasi yang diterima wartawan bahwa bantuan dari Pemprov Sulut itu walaupun sempat dipolemikan akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang merespon positif adanya penyaluran bantuan tersebut dan masyarakat sangat membutuhkan. Disisi lain, hanya segelintir kapitalaung yang diduga merespon negatif sebagaimana informasi yang diterima wartawan, kondisi di Sangihe hingga saat ini masih kental soal warna (partai politik).(*/ifa)
COMMENTS