Manado-Raut wajah sedih dan berduka tergambar pada wajah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) saat pesemayaman Alm. Winsulangi Salindeho di kantor DPRD Sulut
Bertindak sebagai pemimpin upacara legislator Fabian Kaloh sedangkan Ketua DPRD Sulut Fransiskus Andi Silangen bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam kata-kata pelepasan, Silangen menuturkan kasih sayang Tuhan Yesus terlihat selalu menyertai keluarga dan rasa cinta masyarakat terus mengalir.
"Di hari ini sungguh luar biasa. Selama ibadah pelepasan yang dilakukan di dewan, hari ini yang paling penuh. Protokol Covid-19 pun tetap terlaksana karena ruangan ini (ruang paripurna, red) bisa menampung 600 orang minimal masih tercapai. Ini menandakan kecintaan orang-orang. Ini hari terakhir melihat jasad, sapaan akrab Bu Winsu. Kalau di sini saya menganggap sebagai orang tua dan semua anggota dewan memanggil Bu Winsu," kata Silangen, Rabu (18/08/2021) di ruang rapat paripurna DPRD Sulut.
Ia menambahkan, Winsulangi Salindeho sudah tidak bersama-sama di Dewan Provinsi Sulut. Padahal mereka masih membutuhkan gagasan, komitmen kerja darinya yang sungguh luar biasa, yang ditunjukkannya selama satu tahun sepuluh bulan.
"Saya juga mengenal dekat dengan beliau setelah dipercaya sebagai anggota DPRD Sulut. Yang selama ini saya hanya mendengar kiprah beliau dan melihat latar belakang kehidupan beliau sangat paripurna. Birokrat yang dimulai dari kepala bagian di provinsi Sulut. Beberapa kali menduduki jabatan-jabatan di kabupaten, provisi terus dilengkapi terakhir menduduki tempat dewan yang terhormat ini. Sehingga tidak berlebihan bahwa anggota dewan, terlebih masyarakat di Nusa Utara merasa kehilangan," lanjutnya.
Ditambahkannya, Winsulangi Salindeho adalah wakil rakyat yang kritis dan selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat, terlebih khusus di Nusa Utara.
"Begitu banyak testimoni dari teman-teman dewan dan saya sendiri. Di awal paripurna saya ingat itu Pak Gubernur hadir, ada satu kalimat yang disampaikan waktu interupsi. Dia bilang, Sulut bukan cuma daerah daratan, ada daerah kepulauan, tolong diperhatikan," ungkapnya.
"Karena waktu itu Bu hanya membaca di lembaran yang satu anggaran cuma sekitar tujuh puluh lima juta untuk pemeliharaan, tidak dapat lihat di lembaran berikut pembagunan insfratruktur yang dialokasikan sekitar delapan belas miliar. Itu juga ada jalan yang Bu aspirasikan," lanjutnya.
Dikatakannya, untuk mengkritik pemerintah bukan dengan walk out.
"Hadir sampaikan aspirasi dan berikan jalan keluar. Selain itu Bu rajin beribadah. Di DPRD Sulut ada kegiatan ibadah yang dilaksanakan hari Senin. Kalau dia tidak hadir, beliau WA ke saya. Pak ketua hari ini saya tidak ibadah. Itulah pribadinya. Sekarang ini Bu Winsu sudah di sorga dan sehari-hari Bu Winsu bisa mencairkan suasana," tuturnya.
"Bu Winsu sumber inspirasi bagi teman-teman yang dipercayakan menjadi pejuang kesejahteraan masyarakat dan menjadi contoh yang baik. Bangsa dan negara, Sulut dan dari kepulauan merasa kehilangan atas kepergian beliau," tandas Silangen.
Diketahui, sebelum menghembuskan nafas terakhir Drs Winsulangi Salindeho menjabat sebagai anggota DPRD Sulut dari Fraksi Partai Golkar dan juga dipercayakan sebagai Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Provinsi Sulawesi Utara.
Almarhum juga dikenal sebagai politisi yang paripurna karena sebelum memulai karir politiknya ''Bu Winsu" sapaan akrabnya adalah seorang birokrat yang sangat matang dan berpengalaman karena pernah menduduki jabatan sebagai top leader aparatur sipil negara saat menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Manado di era Walikota Lucky Korah hingga Walikota Wempie Fredrik.(*/obby)
COMMENTS