Pesan Wagub Kandouw ke Siswa SMK 2 Tondano, Jadilah Orang Biasa yang Menjadi Luar Biasa

Manado-Tempaan atau gemblengan pendidikan penting untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas.

Untuk itu, kepada siswa dan guru SMK Negeri 2 Tondano terdorong untuk menjadikan pendidikan sebagai candradimuka atau tempat menempa dan menggembleng siswa.

“Mudah-mudah guru-guru punya semangat mengajar yang baik. Harapan saya dari institusi ini jadi candradimuka tempat penggemblengan menjadi anak-anak yang berkualitas,” ungkap Wakil Gubernur Sulut Steven OE Kandouw saat menghadiri Dies Natalis dan Job Fair dan HUT ke-45 SMK Negeri 2 Tondano, Selasa (17/09/2024).

Kandouw kembali mengingatkan juga tentang filosofi Aristoteles yang mengutamakan karakter dalam pendidikan.

“Saya mengingatkan baik kepada guru dan anak-anak bahwa mendidik otak tanpa mendidik hati adalah bencana. Ini yang dibicarakan adalah Aristoteles, jadi harus sejajar antara intelektual dan spiritual agar menghasilkan pendidikan yang berkarakter,” tegas Kandouw.

Ia juga meminta siswa untuk membiasakan disiplin. 

“Tolong dari sekarang biasakan disiplin. Jepang itu terkenal karena disiplin. Di Jepang kelas 1 sampai 4 SD tidak belajar apa-apa hanya disiplin. Hanya belajar teratur dan seterusnya, belajar membuang sampah pada tempatnya, hanya belajar tepat waktu, saling menghormati. Dari umur 7 sampai 11 tahun. Mudahnya di SMK Negeri 2 juga begitu yang utama karakternya,” ungkapnya.

Poin penting yang juga disampaikan Kandouw adalah tentang intelektualitas.
“Ini penting, adik-adik harus punya mimpi untuk bertransformasi. Contohlah mereka ini (para pejabat- red ) dengan tekun belajar dan menuntut ilmu akhirnya mereka bisa menjadi pejabat. Kalian harus mampu menjadi bapak inspirasi/ibu yang hadir di sini,” tukasnya.

Selanjutnya, HUT ke 45 SMK Negeri 2 Manado, Kandouw berharap dapat dijadikan sebagai momentum untuk mempunyai pikiran transformatif untuk berubah. Khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH).

“Adik-adik harus berpikir untuk tidak menerima PKH. Jangan bangga menerima PKH, tanamkan bahwa kita bisa keluar dari pemberian program ini. Jadilah orang biasa yang menjadi luar biasa dari Nothing to Something ,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan tentang paradigma kerja keras yang harus terus ditanamkan kepada peserta didik sejak dini.

“Ajar anak-anak supaya punya kemampuan untuk kerja keras bukan untuk dapat bantuan. Paradigma yang meminta itu harus diganti dengan paradigma kerja. Teruslah berkarya bimbinglah anak-anak ini dengan baik. Juga peran orang tua harus memetakan dan memantau pemanfaatan gadget ,” tutupnya.

Turut hadir, Penjabat Bupati Minahasa Jemmy Kumendong dan jajaran pejabat Pemprov Sulut serta keluarga besar SMK Negeri 2 Tondano.(*/ifa)