Sulut, Kabarok.com- Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) merupakan bagian sejarah yang sangat melekat dalam perjalanan daerah Sulawesi Utara (Sulut), khususnya masyarakat Minahasa.
Permesta sendiri adalah singkatan dari Perjuangan Rakyat Semesta, sebuah gerakan militer yang dideklarasikan pada 2 Maret 1957 oleh pemimpin sipil dan militer di Indonesia Timur. Gerakan ini menuntut otonomi daerah yang lebih luas, keadilan ekonomi, dan perbaikan di bidang politik, serta mengkritik ketidakseimbangan pembangunan antara Jawa dan daerah lain.
Berdasarkan referensi yang dihimpun oleh penulis diketahui Latar belakang dan tuntutan Permesta adalah sebagai berikut:
• Otonomi dan keadilan ekonomi: Tuntutan utama Permesta adalah desentralisasi kekuasaan dan otonomi yang lebih luas bagi daerah untuk mengelola potensi dan sumber daya daerahnya sendiri. Ini dipicu oleh perasaan ketidakadilan ekonomi dan politik, di mana daerah-daerah di luar Jawa merasa tertinggal dalam pembangunan dibandingkan dengan Pulau Jawa.
• Gerakan bukan separatis: Permesta bukanlah gerakan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Indonesia, melainkan menuntut perubahan dalam kerangka negara kesatuan.
• Perpaduan dengan PRRI: Pada 17 Februari 1958, Permesta bergabung dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berpusat di Sumatera. Keduanya memiliki tuntutan yang sama tentang otonomi daerah dan keadilan antara pusat dan daerah.
Adapun Permesta bagi orang Minahasa adalah sejarah yang tak terlupakan bahkan pada masa lalu dikenal istilah diantara orang Minahasa, “Rumputpun Permesta”.
Sejarah mencatat, setelah penyelesai peristiwa Permesta pada medio tahun 1961, mulai muncul organisasi – organisasi dengan label dan semangat kejuangan Permesta.
Berangkat dari sejarah Permesta yang menimbulkan cerita beragam cerita dikalangan orang Minahasa maka
pada tahun 2024 Boyke Rompas, SH Pria Minahasa asal Kakas yang pernah menjadi pejabat teras Pemerintah Propinsi Sulut, terpanggil untuk melestarikan semangat kejuangan Permesta dalam bentuk pelayanan kasih.
“Saya diwaktu lalu merangkul beberapa rekan untuk membentuk satu wadah yang terkait semangat kejuangan Permesta. Dan dipilih wadah itu berbentuk Yayasan yang murni untuk pelayanan kasih, tanpa embel-embel apapun seperti muatan politik dan kepentingan pribadi. Yayasan ini diberi nama Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia (YPSI),” terang Boyke Rompas, SH yang juga merupakan putera dari salah satu Tokoh Permesta, alm. Mayor Nyong Rompas yang juga diketahui pemilik Bintang Gerilya dan dikenal sebagai Perwira TNI – AD dengan basis daerah perjuangan di Jawa Timur
Tentang Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia, Boy Rompas, SH telah terpanggil untuk memberi diri.
Boy menuturkan bahwa, kebetulan almarhum Ayahanda dulu dalam Permesta adalah Komandan Batalyon X yang berada dalam jajarannya Bapak AE Kawilarang dan DJ Somba, jadi sebagai anak dari seorang Komandan Batalyon.
“Maka saya relatif tahu cukup banyak tentang peristiwa-peristiwa sejarah Permesta dimasa lalu dengan semangat kejuangan yang murni dari para Tokoh Permesta,” ungkap Boyke.
Terinspirasi dari sana saya rangkul beberapa teman yang memiliki semangat yang sama tapi dengan catatan tidak ada aroma kepentingan politik serta muatan kepentingan pribadi selain semangat pelayanan kasih kepada masyarakat dengan fokus awal kegiatan kepada keluarga dari para pelaku Permesta.
Nama Permesta sangat mahal karena tumbuh dari semangat perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa”, tegas Boyke Rompas, SH selaku penggagas dan pendiri serta Ketua Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia
Dalam bincang bincang santai yang bertajuk "Temu Anak Cucu Permesta Lintas Generasi" Boyke Rompas menuturkan terkait Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia adalah Yayasan yang legal karena telah mengantongi SK Menteri Hukum dan murni bergerak untuk pelayanan kasih tanpa embel embel lain apalagi politik.
“Puji Tuhan Yayasan kami telah diakui negara melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum. Jadi kami bergerak dengan dipayungi SK Menteri Hukum. Dikarenakan semangat awal adalah pelayanan kasih tanpa embel-embel kepentingan politik dan kepentingan pribadi, maka siapapun yang bergabung dalam yayasan ini akan dikeluarkan dari yayasan kami jika tidak taat dikarenakan akan merusak cita-cita dan tujuan awal dibentuknya Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia. Jadi jika ada yang bergerak dengan organisasi lain yang “bernuansa” Permesta tanpa persetujuan Pimpinan Yayasan, maka akan di keluarkan ini sebagai upaya proaktif-antisipatif terhadap masuknya kepentingan politik dan muatan pribadi yang berpotensi merusak semangat tujuan awal pembentukan Yayasan,” jelas Boyke Rompas pensiunan birokrat senior yang pernah beberapa kali menjadi Kepala Dinas di beberapa Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Sulut
Adapun Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia yang berkantor di kawasan perkantoran bergengsi di kota Manado dengan motor utama Boyke Rompas, SH sebagai Ketua dan putera Komandan Batalyon F, Beto Umboh, Frederik Anderson Umboh, SH, MP mantan pejabat senior Pemprop. Sulut dipercaya sebagai Sekretaris Yayasan.
Sedangkan Pengawas Yayasan dipegang oleh mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Utara, Johanis Jantje Rumambi.
Tergabung pula dalam yayasan Taufik M Tumbelaka, putera bungsu mantan Gubernur Pertama Sulut, FJ ‘Broer’ Tumbelaka yang dikenal salah satu figur utama dibalik penyelesaian peristiwa pergolakan melalui Permesta Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi dan beberapa sosok lainnya juga bergabung dalam Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia
Menurut catatan redaksi, sosok Ayahanda Ketua Yayasan Permesta Sejahtera Indonesia, Boyke Rompas, SH merupakan Tokoh Permesta, almarhum Mayor Nyong yang memiliki Bintang Gerilya dari Presiden – Panglima Tertinggi Soekarno
Presiden Panglima Tertinggi Soekarno, Mayor Nyong Rompas berkiprah sebagai Perwira di Brigade XVI Jawa Timur dan Batalyon Worang Gunung Kawi Jawa Timur serta Perwira 702, Dan Kie Wirabuana Makassar.
Pada saat sebelum peristiwa ‘pergolakan’ Permesta pada tahun 1957 hingga penyelesaian ‘perdamaian’ Permesta Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi pada tahun 1961.
Mayor Nyong Rompas juga adalah
Eks Komandan Resimen Pemuda Minahasa Tengah dalam penumpasan PKI di Minahasa Sulawesi Utara.
Pasca penyelesaian Permesta Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi, para Tokoh Permesta antara lain AE. Kawilarang, DJ. Somba, Abe Mantiri serta Nyong Rompas, Beto Umboh dan para Tokoh yang terkait dengan penyelesaian Permesta Kembali Ke Pangkuan Ibu Pertiwi dan pasukannya melalui KEPRES 322 tahun 1961 diberikan rehabilitasi dan abolisi dari Presiden Soekarno.
Pantauan kabarok.com, Boy Rompas bersama Yayasan Permesta telah melakukan sejumlah kegiatan sosial khususnya untuk kaum lanjut usia di beberapa tempat di Kabupaten Minahasa dan direspon sangat baik oleh warga khususnya oma dan opa lanjut yang sudah lanjut usia. (**/Oby)

COMMENTS