Manado-Berbagai program kerja untuk peningkatan produksi pertanian dan peternakan mulai dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Pemprov Sulut. Pasalnya SKPD yang dikepalai Ir Novly G Wowiling itu menargetkan peningkatan produksi di tahun 2019 ini. “Target kami peningkatan produksi pertanian bahan pokok yaitu beras dan jagung, hotikultura hingga di peternakan daging serta telur,” ujar Kepala Dispertanak Sulut Novly Wowiling.
Bukan tanpa alasan birokrat familiar ini mematok target lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sebab dasarnya pencapaian tahun lalu. “Untuk beras saya optimis karena sebelumnya produksi gabah kering mencapai 700 ton, sedangkan menjadi beras menjadi 500 ton, dengan kebutuhan kita hanya 400 ton maka masih surplus 100 ton,” terang Kadis Wowiling. “Produksi jagung lebih baik lagi yaitu mencapai 1200 ton dengan kebutuhan kita hanya 1000 ton. Itu pun ada kendala cuaca di bulan Juli-Agustus hingga mempengaruhi di bulan September hingga Oktober,” jelasnya.
Sedangkan daging, Kadis Wowiling mencontohkan daging babi yang tetap terpenuhi. “Dasarnya bias dilihat saat hari raya Natal dan Tahun Baru baru-baru ini, yang kebutuhan tinggi namun ketersedian cukup, hingga tak ada keluhan di pasaran,” terangnya.
Hanya saja diakui harga cabe merah yang sering naik turun di pasaran. “Kalau saat ini masih Rp60 ribu per Kg, tapi bias terjadi perubahan karena permainan di pasar, namun kami tetap mengawasi dan memantau harganya di pasaran, jika terjadi kenaikan tetap akan dilakukan langkah-langkah penanganan,” pungkas Kadis Wowiling pada wartawan.(ifa)
Bukan tanpa alasan birokrat familiar ini mematok target lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sebab dasarnya pencapaian tahun lalu. “Untuk beras saya optimis karena sebelumnya produksi gabah kering mencapai 700 ton, sedangkan menjadi beras menjadi 500 ton, dengan kebutuhan kita hanya 400 ton maka masih surplus 100 ton,” terang Kadis Wowiling. “Produksi jagung lebih baik lagi yaitu mencapai 1200 ton dengan kebutuhan kita hanya 1000 ton. Itu pun ada kendala cuaca di bulan Juli-Agustus hingga mempengaruhi di bulan September hingga Oktober,” jelasnya.
Sedangkan daging, Kadis Wowiling mencontohkan daging babi yang tetap terpenuhi. “Dasarnya bias dilihat saat hari raya Natal dan Tahun Baru baru-baru ini, yang kebutuhan tinggi namun ketersedian cukup, hingga tak ada keluhan di pasaran,” terangnya.
Hanya saja diakui harga cabe merah yang sering naik turun di pasaran. “Kalau saat ini masih Rp60 ribu per Kg, tapi bias terjadi perubahan karena permainan di pasar, namun kami tetap mengawasi dan memantau harganya di pasaran, jika terjadi kenaikan tetap akan dilakukan langkah-langkah penanganan,” pungkas Kadis Wowiling pada wartawan.(ifa)
COMMENTS