Manado-Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara di bawah
pimpinan Gubernur Olly Dondokambey SE dan Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw
bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulut mengajak kepada semua lapisan
masyarakat yang ada di daerah bumi Nyiur Melambai untuk bersama-sama mencegah
penyebar luasan penyakit DBD.
Karena berdasarkan dari laporan Surveilans Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota se Provinsi Sulut distribusi kasus DBD di Provinsi Sulut tahun
2015 - 2019 (tanggal 1-6 Januari). Kasus DBD di Sulut menunjukan kenaikan untuk
tahun 2015 sebanyak 1.546 kasus, tahun 2016 sebanyak 2217 kasus, 2017 sebanyak
578 kasus, sedangkan pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebanyak 1.713 kasus
dan 2019 sejak 1-6 Januari sebanyak 67 kasus.
Disamping itu juga, kasus kematian akibat DBD di
Provinsi Sulut tahun 2015-2019 (tanggal 1-6 Januari) menunjukan sebanyak 21
orang meninggal pada taun 2015, tahun 2016 sebanyak 17 orang, tahun 2017
sebanyak 9 orang dan pada 2018 mengalami kenaikan sebanyak 24 orang meninggal,
2019, sejak 1-6 Januari sebanyak 3 orang yang meninggal akibat kasus DBD.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengingatkan kembali
akan tiga langkah pencegahan (3M Plus) penyakit DBD yakni menguras dan menutup
tempat penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas.
Selain itu juga, penyegahan alternatif penyakit DBD
yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti dapat dilakukan dengan memelihara
ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa
pada jendela dan ventilasi, tidak menggantuk pakaian dalam kamar dan menaburkan
bubuk larvasida pada penampungan air.
Disisi lain juga, Kepala Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi Sulut dr. Debby Kalalo mengatakan penanganan DBD harus cepat karena itu
merupakan momok menakutkan. "Jangan setelah ada kejadian baru melakukan
bergerak melakukan pencegahan. Kalau hanya melakukan fogging itu tidak akan
maksimal, karena bersifat sementara dan hanya membunuh nyamuk DBD tapi tidak
untuk jentik-jentiknya. Selain itu jika kebanyakan fogging bisa berdampak pada
keracunan melalui pengasapan," terang Kalalo.
"Maksimalkan program 3 M yakni, menguras dan
menyikat tempat penampungan air secara rutin, Menutup rapat tempat penampungan
air, dan mengubur atau membakar, membuang sampah pada tempatnya terutama barang
bekas yang bosa digenangi air hujan. Disamping itu, mengganti vas/pot bunga,
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk serta menggunakan obat nyamuk,"
lanjut Kadis Kalalo.(hps/ifa)
COMMENTS