Manado-Dinas Kebudayaan (Disbud) Pemprov Sulut menggelar Pameran Jejak Bambu di Kompleks Museum Lawangirun Manado.
Kegiatan yang telah dimulai sejak Selasa (19/11) ini, menjadi bukti perjalanan panjang pemanfaatan material bambu bagi kehidupan manusia.
Sebab bambu yang dikenal sejak peradaban manusia, banyak dimanfaatkan untuk menopang kebutuhan dari masa ke masa sesuai
dengan fungsinya. Mulai dari rumah tinggal, alat musik hingga peralatan perang.
dengan fungsinya. Mulai dari rumah tinggal, alat musik hingga peralatan perang.
Hal itulah yang melatari Dinas Kebudayaan Provinsi Sulut untuk mengusung kegiatan yang baru pertama kalinya dilaksanakan.
“Bambu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti rumah tinggal, alat penangkap ikan, peralatan memasak hingga alat musik yang saat ini menjadi bagian dari kesenian dan kebudayaan daerah. Sebut saja musik bambu klarinet maupun angklung,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulut, Fery Jones Sangian.
Untuk menarik perhatian pengunjung pameran yang sebagian besar merupakan peserta didik dari berbagai sekolah di Kota Manado dan sekitarnya itu, Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulut menyiapkan 3 ton bambu.
“Bambu itu dimanfaatkan untuk membuat stand-stand atau booth pameran, sehingga pengunjung dapat mengetahui apa saja yang dapat dibuat dari bambu yang sesungguhnya tidak kalah dengan kehidupan modern dewasa ini,” ungkap Sangian sembari berharap kesempatan pameran menjadi sarana edukasi yang mampu menginsipirasi siswa.
“Pengunjung maupun siswa bukan hanya sekedar mengenal jejak pemanfaatan bambu, tetapi juga dapat membangkitkan ide bagaimana meningkatkan kreatifitas untuk memanfaatkan material bambu dengan sentuhan teknologi,” tandasnya.
Sangian juga menjelaskan pada saat pembukaan pameran, disertai dengan bunyi sperak atau lantaka, yakni jenis mainan yang mengeluarkan bunyi seperti meriam.
“Lantaka ini semula digunakan untuk menakut-nakuti musuh, yakni para penjajah yang kemudian mengira sebagai ancaman bom. Dan saat ini masih digunakan anak-anak terutama menjelang hari besar keagamaan,” tukasnya.
Sementara itu, Gabriella Wenas siswa kelas XI Don Bosco Manado, memberikan apresiasi atas inisiasi kegiatan pameran yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan Daerah Provinsi Sulut.
“Dengan adanya pameran ini, kita jadi mengetahui bahwa ada fase kehidupan di mana manusia banyak bergantung pada bambu. Untuk menopang perekonomian hingga kebudayaan. Cukup bagus idenya,” pungkasnya.(ifa/*)
COMMENTS