Bitung-Warga Kasuary Kecamatan Aetembaga Kota Bitung mengaku sudah berpuluh puluh tahun harus membeli air bersih tong dari mobil penjual dari Bitung.
Diketahui di Kelurahan Kasuary Kecamatan Aertembaga Kota Bitung ini secara struktur tanah sulit mendapatkan air sumur ataupun air bor tanah.
"Di masa pandemi saat ini pendapatan kami sangat menurun kami harus membeli satu tong air seharga Rp60 ribu dan satu bulan bisa empat kali pemakaian air jadi, total dana harus kami bayar Rp240.000 tiap bulan, belum lagi membayar listrik dan kouta bagi anak kami yang belajar," ungkap salah satu warga berprofesi nelayan kecil tak mau disebut namanya.
Di temui media belum lama ini salah satu warga meminta proyek pipa air bersih yang pernah dikerjakan beberapa tahun lalu agar dilanjutkan di tahun depan.
"Pernah ada poyek pipanisasi kurang lebih 1 km, dengan sumber air dari Kawasan Hutan Lindung Tangkoko, tapi entah kenapa proyek tersebut terhenti padahal warga antusias menunggu air sampai ke kelurahan," tambahnya lagi.
Warga pun kuatir pipa yang terpasang akan rusak oleh akar pohon dan faktor alam lainya, dan jka dibiarkan anggaran menjadi mubasir sebab tak ada biaya perawatannya.
Terkait ini Ketua LPM Roy Bastian menjelaskan proyek tersebut dari APBN senilai Rp2 miliar, namun dalam perjalanan pekerjaan menurut PU Bitung sumber air tak bisa alirkan ke Kelurahan Kasuary dan sisa anggaran dialihkan ke Kelurahan Pinagunian karena air juga dibutuhkan di sana.
"Penjelasan PU waktu itu air tak bisa dialirkan karena kondisi medan di hutan, padahal menurut kami air cukup kencang bisa mencapai kelurahan, wargapun menilai begitu yang sudah 1 km dipasang dan masih tersisa kurang lebih 2 km akan mencapai kelurahan," ujar bastian
Warga lainya mengatakan proyek itu tanpa perencanaan yang matang atau terkesan kejar keuntungan karena proyek pusat turun melalui proposal dan kajian tentang kondisi di lapangan.
"Setiap kali ada reses dan Musrembang hal ini kami suarakan, kami sangat berharap kelanjutan pipanisasi dianggarkan pada APBD Kota Bitung 2021, siapapun jadi kepala daerahnya mohon kami di perhatikan," harap mereka.
Kabid SDA Rizal Sompotan dikonfirmasi menjelaskan dari informasi teman pengawas SPA, pekerjaan tahun itu bersumber dari DAK 2016, bidang Cipta Karya waktu itu PPK masih dijabat oleh Kabid Keleopas Dudung.
"Coba dihubungi beliau namun dari info pengawas bertugas waktu itu sebaiknya untuk Kelurahan Kasuary mencari sumber air lain khusus kelurahan itu, sebab memang debit air tidak bisa mengairi Kelurahan Kasuary dan Pinangunian," jelas Sompotan.
Sementara mantan Kabid Cipta Karya Dudung dikonfirmasi belum bisa di temui terkait penjelasan teknis gagalnya proyek pipanisasi di Kecamatan Aertembaga tersebut.(serdi)
COMMENTS