Manado-Arus pembangunan yang terus terjadi memantik respon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut).
Wakil rakyat mempertanyakan terkait kajian gedung tahan gempa. Upaya menghindari terjadinya dampak dari bencana alam jadi penyebab.
Problem tersebut dipertanyakan Anggota Komisi III DPRD Sulut, Boy Tumiwa. Ia mengungkapkan, pendirian gedung di masing-masing daerah tentu menurutnya berbeda-beda. Hal itu karena ada daerah yang rawan terjadinya gempa. "Apa sudah dibuat kajian atau tidak untuk pembuatan bangunan-bangunan ini. Supaya kalau ada gempa torang pe bangunan tidak akan mudah rubuh," ungkap wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara, Selasa (29/6/2021), dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Sulut dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulut.
Menurutnya, perlu untuk mengusulkan terkait dengan kajian terhadap gedungnya harus tahan gempa. Hal itu karena di daerah Sulut ini, termasuk rawan terjadinya gempa. "Kita belum tahu bagaimana nanti yang terjadi kalau kekuatannya (gempa, red) sudah di atas," paparnya dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi III, Berty Kapoyos.
Kepala BPBD Sulut,.
Menanggapi pertanyaaan Boy Tumiwa, Joy Oroh menyampaikan, pihaknya terus melakukan edukasi terkait dengan tanggap bencana. Begitu pula dengan pembelajaran ke anak-anak tentang mitigasi bencana sehingga mereka mengetahui. Ini harus dipetakan di masing-masing daerah dengan potensi bencana apa di Manado begitu juga di Tomohon. "Kalau di Tomohon lain lagi, ada gunung api," tuturnya.
Selain itu dijelaskannya, dalan pendirian bangunan ada kajiannya di BPBD. Dokumennya ada di bidang sistim strategi. "Di situ akan membantu memetakan itu. Daerah mana yamg tidak bisa ada rumah. Dan bangunan mana yang tahan gempa," kuncinya.(robby)
COMMENTS