Manado-Perbaikan jalan di Desa Pinasungkulan Kota Bitung yang hubungkan ke Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara (Minut) hingga saat ini masih terus dilakukan.
Praktis sejak longsor pada awal Januari 2022 hingga kini sudah memasuki bulan ke 4 pada pertengahan Maret 2022 ini pekerjaan masih berlangsung.
Rupa pihak pelaksana mengalami kendala pada beberapa titik jalan yaitu kontur tanah yang mudah longsor hingga membuat pekerjaan proyek ini belum juga tuntas.
Imbasnya dilakukan relokasi pada jalur yang akan diperbaiki tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprop Sulut Ir Alex Watimena mengakui pekerjaan masih dilakukan.
"Pekerjaan masih berlangsung karena ada perubahan jalur sekitar 90-an meter," aku Kadis Watimena saat diwawancarai usia Upacara Korpri di Kantor Gubernur Sulut, Selasa (19/04/2022) pagi kemarin.
Kepala Dinas PU Pemprop Sulut Ir Alex Watimena.
Adapun longsor parah terjadi pada Jalan Nasional yakni akses antara Likupang, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kota Bitung, pada Minggu (02/01/2022) lalu.
Dan jalan tersebut membelah wilayah perusahaan pertambangan dari PT. Meares Soputan Meaning (MSM) dan PT. Tambang Tondano Nusajaya (TTN).
Dari informasi yang berhasil dihimpun, sekitar 50 sampai 70 meter tanah yang amblas. Area longsor merupakan jalur berbahaya, sebab menurut penuturan beberapa pengguna jalan, mereka selalu berhati-hati dan menurunkan volume gas kendaraan, apalagi kondisi hujan, jalanan pasti licin.
Sebelum terjadinya longsor parah, pihak perusahaan telah membangun jalan alternatif sejauh 800 meter dengan berkoordinasi langsung dengan pemerintah setempat dan stakeholder terkait. Mengingat, sejak tanggal 23 Desember 2021 lalu terlihat adanya keretakan di lokasi longsor.
Sementara itu, Hery Rumondor selaku Deputy Manager External Relation/Juru Bicara PT MSM & PT TTN menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah Kota Bitung dan pihak terkait untuk penanganan kedepan. Fokus mereka pada penanganan akses jalan, agar tidak menghambat aktivitas masyarakat. Akses jalan yang dimaksud adalah pengalihan jalan ke area yang sudah dibebaskan PT. TTN yang tidak jauh dari jalan utama yang terputus.
Pihak perusahaan merasa bersyukur tidak adanya korban jiwa, karena koordinasi cepat dengan pemerintah kota Bitung, sehingga dapat mengantisipasi dan terhindar dari kemungkinan adanya korban. Hasil Monitoring Radar Geotek oleh perusahaan yang dilakukan secara rutin tidak ada masalah dengan dinding Pit.
Menurut Rumondor, terkait pengalihan jalur alternatif di atas lahan perusahaan dipastikan akan menjadi jalan permanen. “Karena ini sudah masuk ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, meminta kita terlibat aktif penuh, sehingga akses ini bisa jalan secepatnya, ketika ada petunjuk teknis dari intansi terkait segera kita action,” terangnya beberapa waktu lalu.
Rumondor juga mengatakan, sejauh ini saat pengalihan jalur ke jalan alternatif tidak mendapatkan kendala selain faktor alam, dalam hal ini yaitu hujan. “Kita terus-menerus memonitor ini, makanya di tempatkan petugas baik security dan kepolisian. Di jalur alternatif kita juga sudah pasang lampu, ini untuk di malam hari kita berupaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan dan lain-lain, insiden maupun eksiden kita bisa hindari,” katanya.
Diketahui, Longsor parah tersebut tepatnya berada di antara Desa Pinenenk, Kabupaten Minahasa Utara dan ruas Jalan Kayuwale, Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Sulawesi Utara.(*/ifa)
COMMENTS