Sulut- Kasus tewasnya seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kotamobagu, BT (13) siswa, yang diduga di-bullying dan dianiaya oleh sesama pelajar oleh ditanggapi serius Dr.Drs.Arnold Polj,SH.MAP.
Ketua Aliansi Guru Indonesia Sulut ini mengatakan ini adalah masalah serius yang harus segera ditindaklanjuti Kantor Wilayah Agama Kotamobagu dan Sulawesi Utara.
"Ini mencoreng dunia pendidikan Sulawesi Utara, harus segera diinvestigasi oleh pihak kepolisian,"tegasnya.
Menurutnya, harus ada evaluasi terkait kejadian ini khususnya Kepala Sekolah bersangkutan.
"Karena kalaupun kejadiannya terjadi di luar sekolah tapi bisa saja embrionya dimulai dari dalam sekolah karena adanya persoalan persoalan kecil didalam sekolah yang tidak segera diselesaikan oleh pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah,"tambahnya.
Pada kabarok.com via Whatsapp messenger Arnold Poli menegaskan pada instansi terkait khususnya Kanwil Agama memberikan Punishment (hukuman) yang tegas berupa penggantian bahkan pemberhentian kalau terbukti ada pembiaran yang dilakukan oleh pihak.sekolah karena sesuai informasi yang saya dengar sebelumnya Kepala Sekolah tidak mengetahui masalah itu, nanti tau setelah viral baru sibuk mengklarifikasi,"tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut Priskilla Cindy Wurangian mengatakan, kasus tewasnya seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kotamobagu, BT (13) siswa, yang diduga di-bullying dan dianiaya sesama pelajar harus diseriusi agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Menurutnya sekolah sebagai tempat untuk menimba ilmu perlu menegakan aturan agar anak-anak tumbuh cerdas dan menghargai sesama serta taat pada aturan.
“Jujur saya sangat sedih mendengar ini. Ada rasa sesak di hati saya. Semua pihak, baik pemerintah lewat dinas pendidikan dan sekolah, juga orangtua dan siapapun harus menseriusi masalah ini, karena ini menyangkut masa depan anak bangsa,” ungkap Wurangian.
Diselah kunjungan Kerja Komisi IV bidang Kesra DPRD Sulut ke Kotamobagu tepatnya di SMK Negeri 2 Kota Kotamobagu yang digelar Rabu (15/6/2022) politisi Partai Golkar ini juga mengaku kecewa dengan sikap pihak sekolah yang mengaku tidak mengetahui adanya kasus ini, tapi sibuk melakukan klarifikasi kasus yang telah memakan korban jiwa.
“Hal hal begini harus diperhatikan oleh sekolah dan semua pihak terkait. Bullying dari tingkat awal seharusnya sudah kelihatan atau terlacak oleh sekolah dan harus di basmi. Jangan tunggu sampai ada korban jiwa baru kemudian melakukan klarfikasi,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan,kronologi penganiayaan terhadap Siswa BT diduga terjadi pada Rabu (8/6/2022), namun baru diketahui dan dilaporkan pada Minggu (12/6/2022) oleh salah satu keluarga korban. Dimana penganiayaan tersebut terjadi di area sekolah dan pada keesokan harinya korban mengalami sakit dan sempat dirawat di Rumah Sakit Pobundayan Kotamobagu, kemudian dirujuk di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Kandou Manado, hingga korban meninggal dunia pada Minggu (12/6/2022),” kata Kasi Humas Polres Kotamobagu Iptu I Dewa Dwi Adyana.(**Oby)
COMMENTS