Manado- Sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (01/09) melakukan kunjungan kerja di Dumoga, Bolaang Mongondow.
Kunjungan tersebut dilakukan komisi III dalam rangka menindaklanjuti hasil rapat dengar pendapat (RDP) perihal jatuhnya tanggul penahan banjir sungai Ongkak.
Komisi III dipimpin langsung oleh ketua Komisi Berty Kapojos, Wakil Ketua Stella Runtuwene, Sekretaris Amir Liputo serta Yongky Limen dan Boy Tumiwa.
Terpantau, Komisi III melihat secara langsung pengerjaan perbaikan tanggul di lokasi.
Di sela-sela kunjungan, Berty Kapojos mengapresiasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I terhadap respon rekomendasi di RDP untuk memperbaiki tanggul tersebut.
Kata Kapojos, meskipun memang waktu rencana sesuai dengan hasil RDP bahwa perbaikan akan selesai pada bulan Agustus dan saat ini belum juga selesai, tapi kami (komisi III) melihat bahwa BWS bersama Kontraktor sangat siap untuk menyelesaikannya.
“Ini kendalanya karena pengiriman CCSP yang harus dipesan dari Makasar serta pengaruh cuaca yang saat ini sedang musim hujan, maka pekerjaan sedikit tertunda. Tapi kami lihat mereka sangat siap,” Ucap anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Kapojos juga mengapresiasi Kontraktor yang rencananya akan membuat saluran air dengan menggunakan anggaran sendiri dalam rangka mengantisipasi tidak terjadi lagi kejadian serupa.
“Ada penambahan anggaran juga ada penambahan pekerjaan yang dilakukan sendiri oleh Kontraktor,” Jelasnya.
Berty pun berharap pekerjaan ini bisa dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.
“Berharap juga pengawas dapat mengawasi pekerjaan ini bisa sesuai dengan teknis pekerjaannya. Kalau mungkin harus masuk 50 meter tancapnya ya harus masuk 50 meter jangan hanya masuk sekian,” Tegas Berty.
Sementara itu, pejabat BWS Sulawesi I yang hadir Novri Ilat, mengungkapkan bersyukur komisi III bisa melihat secara langsung di lapangan penanganan kerusakan yang terjadi di tanggul ini.
Memang diakui ada keterlambatan pekerjaan dan tidak sesuai dengan rencana awal tapi disebutkan bahwa pekerjaan ini tidak lagi masuk dalan masa pekerjaan.
“Ini masuk dalam masa pemeliharaan dan tidak dibatasi waktu,” Jelasnya sambil menyebut pekerjaan ini tidak terburu-buru.
“Ditambah lagi ini kan material tidak diproduksi disini (Sulut) ini diproduksi di Makasar dan Surabaya,” Imbuhnya.
Dirinya pun berharap pekerjaan ini bisa berjalan lancar walaupun ada bagian-bagian pembangunan yang tidak masuk dalam kontrak tapi kontraktor sanggup melaksanakannya.
“Seperti back tile, kemudian salurai air atau drainase. Itu memang hanya given (pemberian) dari kontraktor. Jadi secepanya ini diselesaikan tapi bukan buru-buru karena masalahnya harus memperhatikan teknis jangan sampai terjadi lagi kejadian serupa,” Ungkapnya.
Selanjutnya Ia berharap cuaca juga akan bagus sehingga tidak menghambat proses pekerjaan yang sementara dilaksanakan sehingga tidak terjadi banjir dan tidak menggangu alat yang bekerja. (**/Oby)
COMMENTS