Manado-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulut Gorontalo Malut (Sulutgomalut),l bersama Bank Sulut Gorontalo (Bank Sulutgo) terus menggenjot warga Provinsi Sulawesi Utara dah Gorontalo untuk melakukan inklusi.
Ini ditandai dengan dilakukannya media gathering sekaligus sosialiasi oleh OJK dan Bank Sulutgo bersama para jurnalis di Kota Manado dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) di Hotel Luwansa Manado, Senin (17/10/2022).
Menurut Kepala OJK Sulutgomalut Winter Marbun, hal ini disebabkan perbankan tetap berani melakukan penetrasi di tengah pandemi Covid-19.
“Patut diacungi jempol, perbankan tidak ciut melakukan penetrasi. Covid dan inflasi tinggi menurunkan kemampuan ekonomi masyarakat, namun perbankan di Sulutgo tetap bertumbuh baik,” kata Winter Marbun.
Secara khusus Winter Marbun menjelaskan pertumbuhan perbankan di Sulawesi Utara, di antaranya aset perbankan di Sulut per Agustus 2021 sebesar Rp71,47 Triliun meningkat Rp79,34 Triliun pada Agustus 2022.
Sementara untuk penyaluran kredit Rp40,31 Triliun Agustus 2021 menjadi Rp43,03 Triliun Agustus 2022.
Prosentase tabungan, deposito dan giro hingga Agustus 2022, masing-masing sebesar 55 persen, 28 persen dan 17 persen.
“Kredit terbesar konsumsi 59 persen lebih, atau 25 T, modal kerja 29 persen atau 12 T dan investasi 11,31 persen atau 4,87 T,” terang Marbun.
Dia juga mengingatkan kepada perbankan mengurangi risiko fraud, termasuk memperhatikan profil nasabah melalui mutasi rekening dan langkah mitigasi lainnya.
“Ditelusuri apakah terkait hal melanggar hukum atau tidak, berkoordinasi dengan PPATK. Inklusi keuangan adalah bagaimana masyarakat menggunakan jasa keuangan, produk-produk keuangan dengan baik dan bermanfaat,” tukas Winter Marbun.
Sebelumnya diberitakan, media gathering juga menghadirkan pembicara Dirut BSG, Revino Pepah, menjelaskan OJK salah-satu lembaga superbody di Indonesia. Semua jasa keuangan diatur dan diawasi oleh OJK seperti asuransi, finance, dana pensiun, perbankan, dan lainnya.
Revino Pepah mengatakan, Bulan Inklusi Keuangan (BIK), memberikan pemahaman dan literasi agar masyarakat menggunakan jasa keuangan secara benar.
“Banyak produk, kemungkinan masyarakat salah menggunakan. Misalnya, menggunakan jasa keuangan yang ilegal seperti investasi bodong dan pinjaman online tak berizin,” jelas Revino Pepah.
Pepah menambahkan, inklusi dan literasi keuangan penting dimulai dari industri yang kondusif, selanjutnya pelaku industri yang baik karena bisnis baik membutuhkan kondusifitas.
“Beberapa tahun terakhir suasana atau lingkungan bisnis tidak nyaman karena Covid-19, namun ditopang industri keuangan yang kondusif maka perbankan masih bisa tumbuh,” tandas Revino Pepah pada kegiatan yang dipandu Daniel Apriyadi.
Bankir produk asli BSG ini, mengungkapkan peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kondisi ekonomi dunia pada 2023 mendatang dalam tanda ‘awas’.
“Menkeu bahkan Presiden sudah mengingatkan 2023 bisa resesi. Jika benar terjadi demikian, diharapkan masih terjadi pertumbuhan dunia perbankan tentu harus ditopang oleh industri keuangan yang baik,” tukas Revino Pepah.(ikl/ifa)
COMMENTS