Manado- Jelang Pileg dan Pilkada serentak tahun 2024 wacana sistim proporsional tertutup kembali di gaungkan.
Wacana tersebut mendapat penolakan sebagian besar partai Politik di Indonesia.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adalah salah satu yang dengan tegas menolak sistim pemilu tersebut.
Hal tersebut kembali ditegaskan Ketua DPW PSI Sulut Melky Jakhin Pangemanan (MJP) yang mengungkapkan sistim proporsional tertutup sudah pernah diberlakukan pada pemilu beberapa waktu lalu namun menurutnya jika diberlakukan kembali justru adalah kemunduran bahkan
membuat kompetisi tidak terlalu fair serta memunculkan pengaruh negatif terhadap pilihan politik pada tingkatan konstituen.
” Oleh karena itu pilihan PSI adalah sistim proporsional terbuka sehingga bisa memunculkan kader – kader potensial, qualified yang bisa menjawab apa yang dibutuhkan masyarakat, ” terang legislator Sulut ini.
Dengan demikian lanjut MJP, dengan sistim proporsional terbuka yang telah diberlakukan selama ini lebih memberikan dampak signifikan bagi demokrasi di Indonesia
” Kompetisi akan semakin sehat publik akan diberikan pilihan yang variatif dengan track record yang dimiliki setiap kontestan calon anggota legislatif, ” tandasnya.
Sebaliknya kata MJP, dengan sistim proporsional tertutup publik akan dirugikan sama halnya dengan istilah memilih kucing dalam karung
Disisi lain seleksi rekrutmen calon anggota legislatif partai politik memiliki tujuan dengan membuka ruang kepada publik untuk memberikan penilaian kepada calon anggota legislatif.
” Makanya PSI mengakomodir kader dan kandidat dari eksternal tetapi juga memberikan kesempatan kepada publik untuk memberikan penilaian sebelum ditetapkan sebagai calon tetap, ” tandas MJP. (**/Oby)
COMMENTS