Manado- Terkait pemberitaan beberapa media online yang memberitakan penggunaan pelabuhan TNI AD di Tateli untuk aktifitas bongkar muat pasir dan pasir batu (sirtu) keatas kapal tongkang dan takbud. Kepala KSOP Manado mengklarifikasi bahwa itu sepengetahuan KSOP.
"Ada 2 dermaga disitu yang satu berizin Terminal Khusus Pertambangan mineral dan bebatuan milik PT Karya Mekar dan yang satunya lagi dermaga milik Kodam yang sedang dalam proses izin ,"tukas Syahbandar Pelabuhan Manado Letkol (Mar) Benyamin Ginting.di kantor KSOP Manado, Kamis (12-10-2023)Pada kabarok.com Ginting mengatakan bahwa untuk bongkar muat pasir tidak boleh sama sekali. Hal ini juga berkaitan dengan kurangnya dermaga khusus bongkar muat tongkang sedangkan disisi lain beberapa Proyek Strategis Nasional di Sangihe dan Talaud yang kejar target maka pemerintah lewat Gubernur Sulut dan Forkompimda merekomendasi dermaga milik Kodam untuk membantu agar semua material PSN bisa cepat sampai ke Kepulauan dengan pertimbangan dermaga milik Kodam lebih aman.
"KSOP juga tidak mau dianggap tidak mendukung pemerintah untuk meyelesaian proyek strategis nasional di Kepulauan,"ujar Ginting.
Selain itu juga menurut Ginting, aktifitas bongkar muat di dermaga milik Kodam ini juga atas permintaan Panglima Kodam yang lalu karena aktifitas bongkar muat yang dillakukan disana hanya 8 kali dalam setahun dan tidak menghasilkan apa apa untuk negara maka Pangdam pada waktu itu meminta agar dermaga bisa difungsikan untuk kegiatan usaha lainnya agar bisa menghasilkan keuntungan negara.
"Hal itu juga sejalan dengan rekom dari Kemenkeu bahwa tidak.ada fasiltas negara yang diam dan tidak menghasilkan apa apa untuk negara."ujarnya lagi.
Saat ditanyakan apakah KSOP yang mengarahkan pelaku usaha untuk melakukan bongkar muat di Dermaga milik Kodam dibantah oleh KSOP.
"Pada prinsipnya kami arahkan ke Karya Mekar yang berizin tapi ada komplain dari pelaku usaha karena dianggap dermaga milik PT karya Mekar kurang aman karena kedalaman yang kurang dan dermaganya hanya tumpukan batu dan bebatuan yang jatuh berpotensi menimbulkan kerusakan pada kapal dan selain itu pelaku usaha komplain terlalu mahal biaya bongkar muatnya, kami sudah periksa itu dan buat berita acaranya agar Karya Mekar melakukan pembenahan atas komplain para pelaku usaha pelayaran,"tukas Ginting.
Dibagian akhir Ginting mengatakan jika PSN sudah selesai kami akan tetap arahkan semua ke Karya Mekar dengan catatan ada pembenahan dari Karya Mekar. Ginting juga tegaskan tidak ada potensi kerugian negara karena pelaku usaha tetap membayar jasa rambu dan jasa bongkar muat ke KSOP,"pungkas Marinir Aktif di TNI AL ini. (*/Red)
COMMENTS