Sidang Lokasi, Lesley SH: Penggugat Mengantongi Bukti Otentik, Sulit Disangkal

Minut,kabarok.com - Sengketa tanah yang sementara berproses hukum di Pengadilan Negeri (PN) Airmadidi dengan nomor perkara 315/Pdt.G/2024/PN Arm, kini bergulir pada sidang Pemeriksaan Setempat (PS) atau cendrung disebut sidang lokasi, digelar pihak PN Rabu (11/6/2025), di Desa Karegesan, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Mencuat sengketa ini karena adanya gugatan yang dilayangkan oleh Thelmy Luntungan bersama Joice Luntungan kepada Tammy Luntungan bersama pihak PT. BPR Danaku Harapan Lestari Bank Kumapan.

Di lokasi sidang (objek sengketa), Majelis Hakim melihat langsung keberadaan objek secara menyeluruh.

Sejumlah pertanyaan mencuat dari Majelis Hakim untuk mendapatkan fakta-fakta yang relevan dalam mengungkap fakta kasus ini.

Berbagai pertanyaan ditujukan kepada Pengacara Penggugat dan Pihak Tergugat. 

Kuasa Hukum Penggugat, Lesly Mambu SH, menerangkan, luas tanah seperti yang ada dalam gugatan yaitu 601 meter persegi, dengan luas bangunan induk 71 meter persegi.

“Dalam sidang mempertegas bahwa objek sengketa benar-benar ada dan tidak fiktif,” tutur Lesly.

Yang aneh menurut Lesly, ternyata tergugat baru baru mengetahui detail ukuran luas lahan yang menjadi objek sengketa.

" Tergugat tidak tahu batas dan luas tanah. Parahnya lagi, tergugat baru mengetahui letak objek sengketa," kata Lesly dengan nada heran.

Untuk menguatkan gugatan kliennya, Lesly bilang akan menghadirkan saksi lainnya setelah pada sidang sebelumnya juga sudah menghadirkan beberapa saksi.

Yang menarik dari kasus ini, Tamny Luntungan yang merupakan tergugat I diketahui telah melakukan perjanjian gadai dengan pihak tergugat II yakni PT. BPR Danaku Harapan Lestari, tanpa sepengetahuan dari penggugat.

Dikathui, Penggugat (Thelmy dan Joice Luntungan) dan Tergugat (Tammy Luntungan) adalah saudara kandung.

Ketiganya merupakan anak dari Almarhum Alex Luntungan dan Almarhumah Mariane Ombuh. Secara otomatis menjadi ahli waris terhadap sebidang tanah dan bangunan rumah yang dipersoalkan.

Kata Lesly, secara hukum, Tergugat I tidak berhak sendiri atas rumah dan tanah untuk digadaikan kepada pihak Lain.

Adanya perjanjian gadai antara pihak tergugat I dan tergugat II tanpa persetujuan pihak penggugat yang notabene punya hak yang sama selaku Ahli Waris, jelas merugikan penggugat.

" Apalagi di atas objek tanah itu sudah didirikan rumah oleh Joice Luntungan dan dijaga dan dikuasai oleh Tergugat I,” tegasnya.

Objek yang dikuasai tergugat, menjadikan penggugat mengalami kerugian, karena sampai sekarang tidak dapat menempati tempat tersebut.

“Sekali lagi ini perbuatan melawan hukum karena. Tergugat melakukan perjanjian gadai tanpa diketahui Penggugat,” terang Lesley 

Dia juga berkata,  Penggugat sudah berulang kali melakukan mediasi agar masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan.

Tetapi para Tergugat menginginkan proses dilanjutkan di pengadilan.

" tanpa seizin Penggugat, merupakan perbuatan melawan hukum sesuai Pasal 1365 dan Pasal 1366 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

“Klien kami telah mengalami kerugian baik secara materil yaitu Rp500.000.000 dan immaterial,” ujar Lesly.

Terkini, pihak Lesley telah mengantongi bukti-bukti yang otentik, yang sulit untuk disangkal. 

Ia berharap, putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun adanya upaya banding, kasasi, maupun verzet dari pihak ketiga.

“Untuk menjamin gugatan Penggugat, kami berharap terlebih dahulu diletakkan sita jaminan atas tanah objek sengketa,” ujarnya. (*/EBa)