Manado-Di era kepemimpinan Gubernur Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus SE dan Wakil Gubernur DR J Victor Mailangkay SH MH (YSK-Victory) progres positif terjadi di berbagai bidang.
Seperti transformasi digital di Bumi Nyiur Malambai yang semakin membaik hingga saat ini.
Seperti laporan terbaru tentang daya saing digital Indonesia yang diterbitkan East Ventures — Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025, posisi Sulut sudah berada di peringkat 12 yang tahun sebelumnya di posisi 17.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS) Sulut Steven Liow menyebutkan capaian ini menandakan semangat Pemerintah Pemprov Sulut yang membawa rakyat dalam kemajuan semakin terasa
“Karena tranformasi digital telah membawa perubahan mendasar bagi sumber daya manusia yang memiliki kemampuan daya saing,” kata Liow.
Indeks daya saing digital EV-DCI berdasarkan wilayah menunjukkan Sulut mencetak poin 43,0 di posisi 12 di bawah Sulawesi Selatan. DCI Sulut 2025 ini mengalami peningkatan signifikan bila dibandingkan dengan 2 tahun lalu. 2023 masih di poin 38,1, dan naik sedikit 38,5 poin di 2024.
“Ini luar biasa. Karena lompatan ini akan membuka ruang peluang besar bagi Sulawesi Utara untuk bangkit lebih Maju dalam 3-5 tahun mendatang,” kata Kadis Liow.
Menurutnya, di awal Kepemimpinan YSK-Victory dengan jelas akan mewujudkan Smart Province North Sulawesi. Gal ini, kata Liow, akan menjadi lompatan yang luar biasa bagi rakyat Sulut, dimana akselerasi pembangunan digitalisasi semakin terarah dan tepat sasaran.
Dengan begitu masyarakat dapat merasakan layanan publik dengan mudah, cepat, transparan, akuntabel, dan berkelanjutan. Sehingga rasa aman dan nyaman dapat dirasakan karena dapat diakses oleh masyarakat.
“Tentunya, SDM masyarakat Sulut akan semakin adaptif, kreatif, dan inovatif,” ujar Kadis Steven Liow.
Kadis menjelaskan bahwa Gubernur Sulut Yulius Selvanus SE telah menugaskan Dinas Kominfo Sulut untuk berkoordinasi dengan Kementerian Komdigi RI untuk revitalisasi kembali Palapa Ring, khusus fiber optic yang melewati Kepulauan Talaud, Sangihe, dan Sitaro untuk mempercepat interkoneksi layanan digital dan terintegrasinya pelayanan Pemerintahan, Pembangunan serta Sosial Kemasyarakatan semakin baik juga maksimal.
Begitu juga pembangunan menara pada titik rawan signal dan bahkan tidak dapat signal (blank spot). Jadi, infra dan supra struktur harus tuntas pada 3 tahun mendatang.
Bandwith khusus Pendidikan dan Kesehatan akan melayani seluruh SMK/ SMK dan rumah sakit maupun laboratorium agar memiliki layanan internet yang memadai.
“Khusus dalam memperkuat SDM, maka Kominfo Sulut bekerĵasama dengan BPSDM untuk mempersiapkan Pelatihan dan Pembelajaran Digitalisasi bagi aparat maupun bagi dunia usaha serta masyarakat pada umumnya, sehingga SDM Sulawesi Utara semakin baik,” ujarnya.
Saat ini ekosistem Inovasi Digital telah disiapkan Kominfo Sulut untuk menyiapkà n SDM yang profesional dan memiliki kemampuan lebih dalam pengembangan inovasi digital bagi masyarakat.
“Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kominfo Sulut ini selaras dengan arah kebijakan Gubernur Yulius Selvanus SE dan Wagub Dr Victor Mailangkay SH MH dalam membangun Sulawesi Utara yang Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan serta memiliki SDM yang berkualitas dan berdaya saing dalam mewujudkan percepatan transformasi digital di daerah,” bebernya.
DCI 2025
Dilansir dari katadata.id bahwa sejaj 2020 East Ventures bersama Katadata Insight Center rutin mengukur daya saing digital Indonesia melalui sejumlah pilar penilaian utama. Yakni: Input terdiri atas Sumber Daya Manusia, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan Pengeluaran TIK; Output: Perekonomian, Kewirausahaan dan Produktivitas, serta Ketenagakerjaan; dan aspek Penunjang terdiri atas Infrastruktur, Keuangan, Regulasi, dan Kapasitas Pemda.
Laporan ini juga menjelaskan bahwa yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang kuat,” lanjutnya.
Menurut laporan EV-DCI, peningkatan daya saing digital Indonesia pada 2025 salah satunya ditopang oleh peningkatan rasio pekerja yang menggunakan internet, serta naiknya rasio desa yang mendapat sinyal 3G dan 4G.
Kesenjangan skor antarwilayah juga berkurang, menunjukkan adanya perbaikan daya saing digital di provinsi-provinsi peringkat menengah dan bawah, seiring dengan upaya pemerataan pembangunan. Hal ini terlihat dari turunnya selisih antara skor provinsi tertinggi dan terendah.(*/if)
COMMENTS